Kamis, 31 Desember 2015

Lompatan Belalang

Lompatan Belalang Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Seekor belalang telah lama terkurung dalam sebuah kotak.

Suatu hari ia berhasil keluar dari kotak yang mengurungnya tersebut. Dengan gembira ia melompat-lompat menikmati kebebasannya.

Di perjalanan ia bertemu dengan seekor belalang lain. Namun ia keheranan kenapa belalang itu bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh darinya.

Dengan penasaran ia menghampiri belalang itu, dan bertanya, “Mengapa kau bisa melompat lebih tinggi dan lebih jauh, padahal kita tidak jauh berbeda dariusiaataupun bentuk tubuh?”

Belalang itupun menjawabnya, “Dimanakah kau selama ini tinggal? Karena semua belalang yang hidup dialam bebas pasti bisa melakukan seperti yang aku lakukan”.

Saat itu si belalang baru tersadar bahwa selama ini kotak itulah yang selama ini membuat lompatannya tidak sejauh dan setinggi belalang lain yang hidup di alam bebas.


Pesan moral:

Kadang-kadang kita sebagai manusia tanpa sadar pernah juga mengalami hal yang sama dengan belalang. Lingkungan yang buruk, hinaan, trauma masa lalu, kegagalan yang beruntun, perkataan teman, atau pendapat tetangga, seolah membuat kita terkurung dalam kotak semu yang membatasi semua kelebihan kita.... baca selengkapnya di Lompatan Belalang Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Selasa, 29 Desember 2015

"DIAM"

Tidak semua orang memahami apa yang kita bicarakan. Dan tidak semua orang juga mengerti apa yang ada dalam fikiran kita. Diam adalah salah satu hal yang baik jika tidak ada yang perlu untuk dibicarakan. Karena terpelesetnya lidah jauh lebih berbahaya dari terpelesetnya kaki. Lidah yang tak bertulang dapat membuat hati seseorang hancur berkeping-keping, sampai ada suatu perkataan"lebih baik dipukul daripada dibicarain seperti itu." Karena efek yang ditimbulkan dari lidah itu sangat dalam. Apakah itu baik dan buruk. Perumpamaan hati yang tersakiti oleh lidah seperti kaca yang pecah bila disambungkan kembali masih meninggalkan bekas. Dan juga suatu fitnah yang berada di lingkungan pergaulan sehari-hari juga sebagian besar ditimbulkan oleh lidah, Allah Subhanahu Wata'ala berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 191 yang artinya:"Dan Fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan." Ushii nafsii wa iyyaakum.  

Minggu, 27 Desember 2015

JIWA YANG HAUS AKAN IMAN

Aku tidak mengerti dan memahami arti dari apa yang aku tulis ini sebenarnya. Tapi inilah cerita tentang kehidupan yang penuh dengan kenyataan ntah itu pahit ataupun manis. Setiap kali aku melawannya setiap kali itu pula ia selalu menang. Dalam hidup dan dalam setiap pertarungan pasti ada yang menang dan ada yang kalah. Apakah akan jadi pecundang terus menerus hingga akhir hayat? Apakah akan diperbudak nafsu sampai Allah memanggil? Apakah akan terus seperti ini sepanjang hidup dan tidak ada penguasaan diri??? Nikmat Allah mana lagi yang akan kau dustai? Sudahlah, urungkan niat itu sampai kalbu terasa menang dan akhirnya kedamaian yang akan kau dapatkan. Ingatlah kehidupan yang sebentar ini akan sangat terasa singkat pabila hanya nafsu yang dituruti permusuhan yang tiada henti. Jujur jikalau mulut ini akan bicara, ia akan sangat mengeluh karena yang banyak dikeluarkan adalah urusan dunia yang fana alpa akan perkara akhirat. Karena selama ini ia digerakkan oleh hawa nafsu perut yang tidak pernah merasa lapar dan dahaga. Pantas jika ia jarang mengeluarkan suara hikmah murni dari dalam jiwa. Sudahlah sekali lagi dunia ini fana jangan banyak berbuat curang dan egois. Karena pada akhirnyapun ia akan ditanya perihal itu. Sekali lagi jangan terhanyut olehnya.  Sembari ditemani oleh instrumen oud arab yang sarat akan makna yang mendalam dari setiap petikan. Membawa syahdu mengukir cerita yang dalam, terus menemani kesendirian dalam hitamnya hati bak arang yang kehilangan asap. Terus mati sehingga dibakar nafsu birahi yang memuncak mengendalikan fikiran yang waras. Wahai hati yang haus akan sanjungan illahi robbi. Tundukkanlah pandanganmu akan kenikmatan dunia yang sekali lagi hanya sementara ini. Wahai Yang Maha membolak-balikkan hati. Teguhkanlah hati ini atas iman dan takwa yang mendalam. Yang Engkau Ridhai.